SERUAN BAHASA DE BRITTO

Orang Tua=Buka Koran
Orang Muda=Buka Internet

(TAN)


Read More …

Energi terbesar dalam tata surya kitaadalah matahari. Semua orang pasti tahu bahwa panas matahari yang kita terima pasti berasal dari sebuah energi yang sangat besar, namun ditahan oleh lapisan-lapisan yang ada di bumi kita tercinta ini.
Akhir-akhir ini kita merasakan panas yang amat sangat pada siang hari. Ini semua berawal dari sebuah istilah yaitu global warming. Sudah banyak artikel tentang pengurangan efek global warming yang tertulis di media cetak atau pun di media dunia maya. Kalau kita mengandaikan semua orang sudah membacanya atau minimal diberi tahu oleh orang lain tentu saja setiap orang pasti menyadarinya. Yang menjadi keanehan adalah orang-orang hanya sekedar tahu dan mengerti saja dan tidak mempraktik
Read More …

Bintang keemasan mewarnai hari-hariku yang kelabu, meninggalkan jejak berupa kotoran seorang pengadu setan. Tanah ini masih perawan, belum dicumbu tanah cinta, tanah harmoni, dan tanah fana. Imaji rendah menerawangi jalanku yang sudah terlalu terang, membutakan penglihatanku dari belakang, tidak tahu apa yang terlihat, tidak tahu apa yang tersentuh. Semuanya hanya begitu saja, lingkaran berbasis persegi yang tidak terbentuk secara umum dan tidak terlihat secara khusus. Aneh bukan ke
Read More …

Dibalik selembar kertas putih nan kian berlalu, aku mencari ssesosok kalung berlian bersinar terang. Sekian jauh aku menapak tiada pernah aku bertemu dengannya. Terus aku mencari tanpa tertingal setapak kaki semut perkasa.
Lama apa aku berjalan tiada jumpa dengannya. Tawaran tumpangan silih berganti. Tegar. Aku menapak mencarinya. Kian lama aku tidak menemukannya.
Dalam detik aku berharap temukan sosoknya.
Sampai tapakku yang terakhir dilautan api nan tiada berhenti berkobar. Aku temukan sosoknya. Dalam degub dada aku menjelma ikut berapi.
Read More …

Terbentang luas padang berwarna putih kelam (mungkin merah muda), se-meter, dua-meter, tiga-meter… Terus meluas dan meluas, saking luasnya hatiku tersesak oleh tanda-tanda kehidupan liar yang akan kujalani malam ini.

Baunya harum, wangi semerbak layaknya bunga yang sudah disemprot Casablanca. Rasanya nikmat, sedap tak tergoyahkan semanis Alpenliebe, untuk terus kunikmati dengan penuh semangat tanpa henti. Bila disentuh… Ahm, betapa lembutnya, seempuk Softex yang biasanya engkau pakai.
Nafsu mendatangiku… Nafsu memelukku… Nafsu menciumku… Nafsu menelanjangiku…
Api datang, ia marah. Sungguh sial aku hari ini. Air gunung mengalir secepat peluru. Peluru secepat angin. Angin semilir mengembangkan sayap-sayap kehidupan yang akan memulai musik, musik dari provokasi yang terjaga dan mendayu-dayu tubuh dan jiwaku.
Cermin menertawakanku karena kelucuan yang tak sengaja kusengaja kulakukan. Ia bingung, tapi tetap tertawa. Sebentar… Apa itu?...
Bintang Suhadiyono, 2 Oktober 2009, 21.56 WIB… dengan sengaja, ia menulis…

Read More …