SERUAN BAHASA DE BRITTO

Separuh tulisan kubangun dengan penuh air mata kebingungan dan penyesalan yang tak kan kau pahami perbedaan secara keseluruhan. Karena memang tiada yang sempurna kecuali si dia. Yah, dia yang tak terabadikan oleh angan dan rasa, mata dan hati, jiwa dan raga, serta lidah kebingungan dan erosi makna pada saat kita menanyakan bahwa ia hanyalah bayangan fakta yang “imaginer?”.

Tiada lagi prasangka burukku padanya. Aku yakin padanya. Aku percaya padanya. Aku selalu berpikir bahwa ia akan selalu setia padaku untuk selama-lamanya. Apakah kau juga memiliki pikiran yang sama seperti yang kubayangkan? Dong ra sing tak ucapke mau? Semuanya sama saja. Bajingan. Sok mengerti, sok mengepalai apa yang kukepalai, padahal tak sadar bahwa kamu ternyata tidak mempunyai kepala!
Ia “imaginer”? Ia “khayalan”? Kenapa kalian membuat prasangka yang lebih membunuh? Lebih memfitnah hati dan pikiran yang sudah mencuci otakku dalam ?
Ini bukan lagi suatu konflik, ini perang! Peperangan yang sudah didahulukan oleh para tetua yang sok mengerti itu tapi tidak mengerti ini, mereka mengerti dia tapi tidak mengerti dia. Dasar munafik! Ketololan yang melibatkan kaki dan tangan kita melepuh karena belenggu. Belenggu nafas dan hasrat untuk terangsang dalam suatu konflik yang benar-benar menghitamkan susu yang kita tuang kedalam gelas kaca penuh retak.
INI APA?
ASU, INI FILOSOFI!
FILOSOFI APA?
BAJINGAN, KUBILANG INI FILOSOFI!
IYA, TAPI FILOSOFI APA?
COCOTE LAH, TERUSKAN SAJA DARI D SAMPAI Z!!!
Bintang Suhadiyono, 12 September 2009, 20.24 WIB… dengan menghujat, ia menulis…

Categories:

Leave a Reply