SERUAN BAHASA DE BRITTO

Cinta itu kecil dan berwarna, efeknya dahsyat dan menggemparkan setiap lembar alam semesta yang telah kujalani dalam hidupku. Tersumbat dalam lubang hitam penuh rasa dan asa. Hatiku memang terpuruk, namun kisah belum terminum oleh rindu.
Bisa hitam, bisa putih. Itukah cinta?
Bukan, dalam hidup layaknya suatu karya sastrawan sejagad pun, pasti ada abu-abunya. Hidup ini kisah, kisah itu cinta, cinta adalah aku. Aku terpuruk, begitu pula dia.
Percuma sudah kuambil kunci, kunci dari kehidupan yang terang, terang karena dosa. Musik menerawang lukaku yang sudah terbaret oleh rindu. Banyak rasanya, kerenyahan dari alunan orang-orang yang tertawa akan kepanikanku walau kaki dan tangan jiwa sudah tak mau menurut lagi.
Tangan kananku sudah meronta-ronta, sedangkan tangan kiri mulai membeku, membakar dan menghujat karena tegangnya rasa cinta yang kendor karena amarah. Tiap jari kukerahkan kekuatan jiwa penuh penderitaan dalam uap-uap kehidupan yang menimbulkan hujan jarum penusuk hati dalam palung terdalam.
Aku menyebutnya cinta, tapi aku menyebutnya siksa…
Bintang Suhadiyono, Minggu 23 Agustus 2009, 00.35 WIB… dengan bahagia, ia menulis…

Categories:

Leave a Reply