SERUAN BAHASA DE BRITTO

Seperti yang banyak orang katakan, hidup ini seperti roda yang berputar. Kadang di atas kadang di bawah kadang untung kadang rugi. Banyak orang yang menyia-nyiakan hidupnya hanya untuk kesenangan bukan untuk melayani. Bukankah tujuan kita hidup di dunia ini adalah untuk saling melayani, mengasihi, menghormati? Tapi kenapa banyak yang masih saja melakukan kekerasan, kecurangan yang semua itu pada akhirnya adalah kesengsaraan. Aku menjadi merasa kasihan kepada dunia yang telah diciptakan untuk kita nikmati dan kita kembangkan ini. Apabila kita bayangkan bila kita yang menciptakan dunia ini. Misalnya kita ingin menciptakan dunia yang dimana seisi dunia tersebut harus rukun, hidup berdampingan, saling malayani, saling menghormati, saat waktu awal-awal memang rasanya sudah seperti yang kita inginkan. Namun pada akhirnya ada orang atau suatu makhluk di dunia yang kita buat tersebut yang merasa tidak puas dengan yang ciptakan atau kita tentukan sehingga pada akhirnya orang atau suatu makhluk tersebut melakukan yang melanggar dengan yang telah kita tentukan. Apakah kita akan mengasihani orang atau makhluk tersebut? Apakah kita akan menghukum orang atau makhluk tersebut? Hal ini sama seperti yang terjadi di dunia ini
Kita sering kali melakukan yang tidak sepantasnya kita lakukan atau kita melakukan yang telah kelewat batas karena kita tidak pernah merasa puas. Memang rasa dihati kita ini menjadi enak ketika kita sudah merasakan sampai puas yang kita inginkan. Tetapi ada peribahasa yang mengatakan berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Dari peribahasa tersebut tanpa kita sadari kita telah membaliknya menjadi berenang-renang ke hulu berakit-rakit ke tepian bersenang-senang dahulu bersakit-sakit kemudian. Dari rasa ketidakpuasan kita tadi ternyata telah membalik peribahasa yang sudah mutlak dan tidak bisa diubah lagi. Kita berfoya-foya di dunia ini, kita menghabiskan waktu kita di dunia ini hanya untuk bersenang-senang, bahkan ada yang sampai mengatakan bahwa “urip ki mung mampir ngombe” (bhs jawa: hidup ini hanya mampir minum), dari pernyataan terakhir tadi sampai diartikan secara mentah yaitu minum di situ diartikan sebagai mabuk sehingga kita ini hanya mampir mabuk jadi kita di dunia ini boleh mabuk sampai puas. Berawal dari kesalahan kecil, kita dapat memutar balikkan fakta yang bisa berakibat fatal bagi kehidupan kita. Kita tidak boleh mengartikan segala sesuatu secara mentah. Seperti saat kita ingin makan, kita tidak bisa makan secara mentah kita harus mengupasnya sehingga kita dapat mengambil bagian yang penting. Maka dari itu kita harus berhati-hati dengan segala sesuatu, memang segala sesuatu itu ada resikonya, tetapi kita bisa memperkecil resiko yang mungkin bisa terjadi dengan mengupas masalah yang akan kita hadapi dan kita mengambil keputusan yang tidak merugikan siapa-siapa
Bila kita mengingat yang mencipakan kita, bagai mana rasa hatinya dengan semua perbuatkan kita bila kia hanya mengartikan hidup secara mentah. Sama seperti kita menciptaka dunia dengan isi yang harus sejlan dengan kita namun ada yang membelot, bagaimana perasaan kita? Kita akan merasa sedih dan kecewa karena yang kita ciptakan tadi tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Kita harus bersyukur, kita harus menggunakan hidup ini untuk pelayanan sehingga jalan hidup kita ini sejalan dengan yang menciptakan kita. Kita sudah bisa membayangkan bagainama sakitnya bila kita menginginkan sesuatu yang pada akhirnya tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Akan sama dengan ketika kita berpacaran, kita mencintai seseorang dan kita berhasil mendapatkannya, namun pada akhirnya orang yang sangat kita cintai tersebut berkhianat terhadap kita, orang tersebut ingkar janji terhadap kita. Sama teman-teman, sama dengan yang menciptakan kita. Dia mencintai kita dengan setulus hati-Nya namun kita malah semakin menjauh dengan-Nya lewat jalan kenikmatan, keserakahan, dan lainnya

Categories:

One Response so far.

  1. auauauau says:

    woi!
    diwoco lek di komen bro!!!!!

Leave a Reply